Pengaruh Musik Lullaby Terhadap Ibu-Anak Pada Masa Kehamilan Dan Pasca Kelahiran
Para
peneliti pada artikel "Maternal singing of lullabies during
pregnancy and after birth: Effects on mother-infant bonding and on newborn's
behaviour. Concurrent Cohort Study" mengatakan bahwa ibu yang
menyanyikan lagu pengantar tidur dapat meningkatkan ikatan ibu-bayi dan juga dapat
memberikan efek positif pada perilaku neonatal dan stres ibu. Namun hasil
temuan mereka, tidak ada pengaruh signifikan pada keterikatan prenatal atau
sebelum kelahiran, sebaliknya mereka menemukan pengaruh yang signifikan pada
pasca kelahiran.
Giuseppina Persico, Laura Antolini, Patrizia Vergani, Walter Costantini, Maria Teresa Nardi dan Lidia Belloti melakukan metode penelitian dengan merekrut 83 (kelompok bernyanyi) dan 85 (concurrent cohort) ibu hamil usia 24 minggu untuk mengikuti kelas antenatal. Para ibu hamil mengikuti kelas sampai 3 bulan pasca kelahiran. Prenatal
Attachment Inventory (PAI) dan Mother-to-Infant Bonding Scale (MIBS) digunakan
untuk menilai keterikatan ibu-janin dan ikatan pascakelahiran.
Hubungan
ibu-bayi dimulai selama kehamilan ketika ibu merasakan gerakan janin, dan sejak
saat itu dialog khusus berkembang antara ibu dan bayi. Sistem
pendengaran janin telah mencapai kematangan penuh antara usia kehamilan 24 dan
28 minggu. Sejak saat ini, janin dapat bereaksi terhadap rangsangan pendengaran. Kisilevsky
dkk menyelidiki respons janin terhadap musik yang diputar dengan headset yang
diletakkan di perut ibu dan menemukan peningkatan aktivitas motorik janin dan
detak jantung janin pada janin sejak usia 28 minggu. Di antara semua sinyal
akustik yang dirasakan selama kehamilan, suara ibu adalah yang paling dominan
dan merupakan sumber utama rangsangan sensorik. Dari
minggu ke-28 hingga minggu ke-36 janin
mampu mempertahankan memori suara dari rangsangan vibro-akustik yang berulang
kali terpapar. Pengalaman
suara selama masa prenatal sangat tajam sehingga setelah lahir, bayi baru lahir
dapat membedakan suara ibu dan suara perempuan lain dan menunjukkan preferensi
yang jelas untuk suara ibu.
Stimulasi
vibro-akustik yang memadai melalui paparan musik dapat menghasilkan perubahan
dalam perilaku janin dan neonatal dan memiliki pengaruh langsung terhadap emosi
dan sistem neurotransmitter. Selama kehamilan, gejala stres, kecemasan, dan
suasana hati yang depresi adalah hal yang umum terjadi dan terdapat hubungan
yang jelas antara tingkat stres yang tinggi dan berbagai hasil yang lebih buruk
bagi ibu dan bayi. Telah terbukti bahwa ibu hamil mendapatkan manfaat
dari terapi musik dalam hal pengurangan stres, kecemasan, dan depresi.
Setelah kehamilan, hubungan antara ibu dan bayi memiliki saluran komunikasi
khusus: suara ibu. Nyanyian ibu kepada bayinya merupakan ekspresi cinta ibu dan
secara umum diakui bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir. Lagu
pengantar tidur dibedakan dari jenis lagu lainnya karena pengulangannya,
kualitasnya yang menenangkan, kelembutannya, kesederhanaannya, dan temponya
yang lambat. Lagu-lagu yang ditujukan untuk bayi dan lagu pengantar tidur
adalah bagian dari tradisi dan budaya di seluruh dunia. Namun, dalam masyarakat
kontemporer, tradisi nyanyian ibu dalam budaya Italia berubah karena
meningkatnya modernisasi dan kecenderungan perempuan untuk kembali bekerja segera
setelah kelahiran bayi mereka.
Kesimpulannya, kelekatan prenatal dan ikatan ibu dan bayi pada beberapa bulan pertama kehidupan bayi baru lahir merupakan bidang penelitian yang sangat penting dalam kebidanan mengingat pentingnya kesejahteraan ibu dan bayi. (Resume oleh Nayla Rajwassyura Ramadhian)
